Foto: Microstock
Banyak orang punya anggapan kalo album fisik sebagai barang koleksi yang punya nilai sentimental walaupun sekarang udah eranya streaming. Rilisan fisik bakal jadi kenangan tertentu dan pastinya ngasih kepuasan artistik dari bentuk fisik, antara bisa dipegang dan juga dilihat.
Apalagi, album fisik lebih dinilai lebih unggul menyoal kualitas audionya karena proses duplikasi rekaman yang gak dikompresi atau lebih sedikit dikompresi dibanding sama format digital.
Walaupun gitu, ada juga segudang persoalan lain yang jadi argumentasinya sendiri kalo kita bahas rilisian fisik ini, apalagi dari kacamata musisinya sendiri.
Semenjak munculnya layanan digital streaming kayak Spotify, Apple Music, dan sejenisnya, dengan mudahnya kita bisa mengakses lagu-lagu terbaru sampai rilisan-rilisan legendaris, gak perlu ke toko musik buat beli albumnya.
Walau demikian, masih banyak juga band yang ngeluarin album dalam bentuk fisik. Untuk lokal Palembang aja, ada beberapa musisi yang ngerilis album fisik di 5 tahun terakhir:
Kalo ngomongin value, rilisan fisik ini sebenarnya jauh lebih bernilai dan lebih eksklusif dibanding rilisan digital. Ini lah yang jadi alasan para musisi buat ngerilis album fisik.
Data dari Inggris, penjualan rilisan fisik pada tahun 2022 meningkat pesat. Untuk piringan hitam, penjualannya ada di angka 42,9 persen. Lalu penjualan CD berada di angka 59 persen.
Didukung juga oleh data IFPI (International Federation of the Phonographic Industry), Di tahun 2022 pendapatan dari rilisan fisik mencapai 16,1 persen. Ini menunjukkan bahwa rilisan fisik masih memiliki peminat.
Rilisan fisik tetap punya nilai tersendiri buat para musisi, terlepas dari era yang udah berubah. Karena nilainya bukan sekadar keuntungan saja, tapi juga pertanda sebagai bentuk nyata karya mereka.
Untuk para true fans, nilai rilisan fisik ini bukan hanya soal kebanggaan, tapi juga soal kedekatannya kepada sang idola dan koleksi yang gak lekang oleh zaman.
Rilisan fisik gak akan hilang seiring sama perkembangan musik digital dan akan jadi identitas bagi musisi dalam bermusik. Ini tercermin dari gimana cara mereka memperlakukan karya-karyanya, terutama pada rilisan musik fisik.
Musisi / band enggak akan nolak ranah digital, ini soal gimana cara mengkombinasikan rilisan fisik musik dan digital yang jadi strategi tersendiri sebagai metode promosi
Artikel Oleh: Yudistira Wiranata