Illustration: Yudistira Wiranata
Menurut Indeks kualitas udara (AQI), menyatakan udara di Kota Palembang termasuk dalam Tidak Sehat Bagi Kelompok Sensitif.
Buruknya kualitas udara di Palembang kerap kali bersumber dari karhutla. Sedikitnya 20 hektar lahan gambut di Kecamatan Pangkalan Lampam, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, terbakar akibat dilanda El Nino moderat. Setidaknya, ada dua kawasan terdampak kebakaran, yakni di Kecamatan Pangkalan Lampam, Kabupaten Ogan Komering Ilir, dan Kecamatan Indralaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir. Selain penyemprotan, pemadaman juga dilakukan melalui mekanisme bom air dan teknologi modifikasi cuaca (TMC). Selain karena karhutla, sumber polusi Kota Palembang, bersumber dari pembakaran bahan bakar fosil, seperti asap kendaraan dan pabrik serta PLTU.
Lalu apakah kemudian kualitas udara yang buruk ini mengganggu aktivitas masyarakat kota Palembang, apalagi kalian yang beraktivitas diluar ruangan.
Cl-ue memberikan kesempatan kepada beberapa anak muda Kota Palembang yang cukup sensitif sama udara buruk untuk memberikan pandangannya, mengenai dampak polusi serta solusi yang telah diberikan oleh Pemerintah.
1. Apasih yg biasanya kamu siapin untuk beraktivitas diluar ruangan? Apakah persiapan ini akan mengurangi gangguannya?
Untuk kondisi udara sekarang, jadi butuh persiapan ekstra sebelum keluar rumah, perlu membawa masker untuk mengurangi potensi penyakit akibat polusi udara.
2. Menurut kamu, di kota Palembang adakah workspace / studyspace yang ramah udara, seperti konsep hutan kota? space seperti apa yg kamu inginkan ada di kota Palembang ini?
Ada, mungkin seperti punti kayu, dan bukit siguntang yang sebenarnya mulai mengarah ke konsep hutan kota yang bisa dijadikan workspace, tapi mungkin secara pengelolaan perlu ditingkatkan lagi, karena untuk sejauh ini belum menarik perhatian secara pribadi ataupun masyarakat Palembang juga sepertinya belum tertarik.
3. Menurut kamu Car Free Day di Palembang ini udah cukup belum untuk mengurangi polutan kendaraan? Alasannya?
Kurang, karena CFD di kota Palembang sangat terbatas hanya pada 1 daerah kecil yang saya tau itu di Kambang Iwak, mungkin scoop waktu dan areanya perlu lebih diperluas lagi.
4. Pesan kamu untuk orang yang sensitif udara buruk sebaiknya gimana? Apa yg perlu mereka persiapkan?
Kurangi kegiatan tidak penting diluar, dan selalu menggunakan maskerTapi secara garis besar sama aja.
5. Kebijakan apa yang kamu harapkan dari pemerintah kota Palembang, memperbanyak ‘RTH’, atau mengurangi polutan dari kendaraan atau seperti apa?
Mungkin penggunaan kendaraan perlu lebih diatur, seperti mengadakan ganjil genap yang menurut saya bisa mengurangi polusi udara dari kendaraan, memperbaiki sarana transportasi umum, lalu memperbanyak WFH untuk beberapa kantor dan pengaturan kendaraan umum untuk anak sekolah, yang lebih baik sehingga anak sekolah aktif bisa didorong menggunakan kendaraan umum. Jadi mulai dari kultur masyarakatnya dulu yang dirubah sambil menambah RTH.A
1. Apasih yg biasanya kamu siapin untuk beraktivitas diluar ruangan? Apakah persiapan ini akan mengurangi gangguannya?
Mengonsumsi banyak cairan seperti air mineral untuk tetap terhidrasi dan membantu melancarkan pernapasan. Membawa masker untuk mengurangi masuknya polusi ke dalam saluran pernapasan dan paru-paru. Membawa tissue kering & basah atau sering mencuci tangan untuk mencegah penularan infeksi saluran pernafasan akut, dan membawa obat-obatan seperti nasal spray.
2. Menurut kamu, di kota Palembang adakah workspace / studyspace yang ramah udara, seperti konsep hutan kota? space seperti apa yg kamu inginkan ada di kota Palembang ini?
Utopia Collaboration Space adalah salah satunya, berkonsep hutan di Tengah Kota yang ramah untuk keluarga dan anak-anak pula. Selain itu kegiatan edukatif seperti memperingati Hari Konservasi Nasional kerap diselenggarakan sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan.
3. Menurut kamu Car Free Day di Palembang ini udah cukup belum untuk mengurangi polutan kendaraan? Alasannya?
Car Free Day merupakan hal baik dan punya potensi besar untuk mengurangi polusi dan membiasakan masyarakat di Palembang untuk hidup sehat. Tapi entah kenapa, berawal dari mengurangi polusi, hingga banyak mendatangkan kendaraan pribadi. Dan akhirnya menghasilkan polusi udara itu sendiri. Pemerintah perlu giat mengedukasi manfaat masyarakat menggunakan transportasi umum atau sepeda.
4. Pesan kamu untuk orang yang sensitif udara buruk sebaiknya gimana? Apa yg perlu mereka persiapkan?
Makan makanan yang sehat dan berolahraga untuk menjaga keketebalan imun tubuh.
5. Kebijakan apa yang kamu harapkan dari pemerintah kota Palembang, memperbanyak ‘RTH’, atau mengurangi polutan dari kendaraan atau seperti apa?
Pemerintah Palembang sebaiknya fokus memperbaiki transportasi umum agar bisa mengatasi masalah udara buruk. Salah satu masalah utama adalah kurangnya integrasi antar moda dan fleksibilitas rute, yang membuat banyak orang enggan beralih ke transportasi umum. Dengan meningkatkan integrasi dan fleksibilitas ini, selain memudahkan mobilitas, juga dapat mengurangi polusi akibat kendaraan pribadi.
1. Apasih yg biasanya kamu siapin untuk beraktivitas diluar ruangan? Apakah persiapan ini akan mengurangi gangguannya?
Biasanya bawa hand sanitizer sama masker untuk ngelawan udara buruk. Menurutku persiapan ini bisa ngurangin gangguan dari udara buruk, bahkan bisa ngelindungin dan ngejaga sistem respirasi kita.
2. Menurut kamu, di kota Palembang adakah workspace / studyspace yang ramah udara, seperti konsep hutan kota? space seperti apa yg kamu inginkan ada di kota Palembang ini?
Sebenernya masih dikit untuk workspace / studyspace yang berkonsep ramah udara. Kalaupun ada juga kurang menarik untuk anak2 muda / tersembunyi gitu. Kalau yang aku pengen itu space yang berkonsep alam di mana dikelilingin dengan tanaman dan pepohonan rindang. Kan enak tuh ngerjain sesuatu sambil ngelihat pemandangan alam indah.
3. Menurut kamu Car Free Day di Palembang ini udah cukup belum untuk mengurangi polutan kendaraan? Alasannya?
Car free day udah ngebantu, tapi belum cukup, karena biasanya diadain satu hari aja tuh dengan durasi beberapa jam, sementara kendaraan dan pabrik masih tetep ngeluarin polutannya tiap hari tanpa ada batasan . Jadinya ga seimbang antara udara bersih dan udara kotornya. Kayaknya menurutku lebih baik ada upaya lebih yang fokus ngebatesin penggunaan kendaraan dan fokus mempromosikan penggunaan mesin ramah lingkungan di pabrik.
4. Pesan kamu untuk orang yang sensitif udara buruk sebaiknya gimana? Apa yg perlu mereka persiapkan?
Lebih mengamunisi diri dengan barang2 penting kayak masker, hand sanitizer, dan lain sebagainya.
5. Kebijakan apa yang kamu harapkan dari pemerintah kota Palembang, memperbanyak ‘RTH’, atau mengurangi polutan dari kendaraan atau seperti apa?
Mungkin pemerintah bisa lebih fokus ke meminimalisasi sumber polusi, kayak membuat masyarakatnya ngurangin penggunaan kendaraan pribadi dan beralih ke kendaraan umum, terus pabrik menggunakan mesin / prosedur ramah lingkungan, dan lain-lain.
Dari sini kita bisa melihat, sepenting itu pada akhirnya tentang cara kita mejadi lebih sehat bukan hanya dari perliku kita sendiri, tapi juga dengan adanya dukungan penuh dari lingkungan sekitar. Menjaganya agar lebih asri, dengan program-program yang memumpuni, menjadikan kota ini harus bisa lebih baik lagi dari bahaya polusi.
Artikel Oleh: Yudistira Wiranata