Foto: Junior Zamrud

Mie Ayam Manalagi: Legendanya Pasar 16

Mie Ayam Manalagi

PRICE

OPEN
Sun Mon
06 am — 2 pm

PRODUCT TYPE

Noodles

Facilities

Parking Area

Contact

0711-354-875

Selama lebih dari 50 tahun, mie ayam Manalagi di Pasar 16 sudah lama memikat banyak pelanggan yang sedari dulu tetap menikmati sajian dan menjadi cerita warga lokal kota Palembang. Keberadaan tempat toko yang bisa dikatakan tidak terlihat dari sisi jalan, juga harus melewati beberapa gerai pakaian ini menjadi karakternya yang kini lekat dengan sebutan ‘hidden gem’ ala milenial. Nama ‘Manalagi’ sudah datang sebegitu adanya, hingga sampai hari ini tetap digunakan sebagai branding yang melegenda.

Awalnya, lokasi mie ayam Manalagi bukan berada ditempatnya hari ini. Barulah sekitar 14 tahun yang lalu mereka pindah ke lokasinya yang sekarang, tepatnya berada di Ruko Kepandean, jalan Kolonel Atmo Nomor 118. Usaha kuliner ini dijalani oleh generasi kedua. Menariknya, sebagai branding-nya menggunakan nama Mie Ayam, namun juga banyak menjual beragam santapan lain. “Kita juga engga tau darimana asalnya nama ini, udah di pake aja sama orang tua kita dulu. 50 tahun kemudian jadi branding tersendiri”, ungkap Ibu Ahua, sebagai penerus dari mie ayam Manalagi.

Pada dasarnya, usaha ini berawal dari tiga kepala keluarga yang berbeda, antara dua saudara kakak beradik yang merupakan keturunan Tionghoa dan satu orang Palembang. Kini, usaha ini diturunkan dan dijalani oleh generasi kedua, ada Bu Ahua sebagai yang memiliki toko, Pak Ave yang menjual mie ayamnya serta Pak Oni yang menyajikan beraneka santapan khas Palembang.

Ada yang nyembutnya mie Boy, ada juga yang bilang mie Laros, atau sempat juga di sebut mie Jhon karena lokasinya yang dekat dengan toko kosmetik dengan nama yang sama

 Dulu, mie ayam Manalagi sempat dikenal dengan beberapa penamaan yang juga dengan sendirinya melekat begitu saja dari para pelanggan. “Ada yang nyembutnya mie Boy, ada juga yang bilang mie Laros, atau sempat juga di sebut mie Jhon karena lokasinya yang dekat dengan toko kosmetik dengan nama yang sama”, cerita Pak Ave menggambarkan perjalanan panjang dari usaha turun-menurun ini. Berbagai nama disebut karena berdekatan dengan toko-toko yang jadi penanda lokasi dari mie ayam Manalagi.

Tempat ini sudah buka dari jam enam pagi dan langsung ramai pengunjung dan jadi pilihan sarapan pagi sampai tutupnya disekitaran jam dua siang. Ada banyak ragam pilihan yang bisa kita pesan sebagai santapan mengisi perut. Selain mie ayam dan bakso, di sini juga tersedia roti bakar, nasi uduk, aneka pempek, model ikan, lenggang goreng, lontong, burgo, dan juga laksan. Banyaknya pilihan santapan ini yang juga menjadi beragamnya latar belakang pengunjung sampai ke tempat ini.

Untuk mie ayamnya sendiri memiliki ukuran tekstur yang kecil dengan kekenyalan yang tidak begitu alot namun juga tidak begitu lembut. Menggunakan ayam kampung dalam penyajiannya, potongan dan irisan ayam ini yang terasa gurih dan tidak banyak perubahan akan cita rasa yang di hadirkan. Sebelum kita memberikan racikan tambahan sesuai selera, mie ayam Manalagi menjaga cita rasa yang menggugah selera dari waktu ke waktu.

Dari perjalanan panjangnya menjual makanan di bawah nama Mie Ayam Manalagi, tempat ini bisa dikatakan tidak lekang oleh zaman. Terlihat dari para generasi sampai hari ini masih datang mengunjungi tempat ini untuk jadi pilihan destinasinya memenuhi kebutuhan pangan harian, tempat ini selalu mengusahakan kualitas yang terbaik, baik dari bahan baku, proses memasaknya, sampai cara penyajian yang khas. Terlebih, dengan keberadaan meja bundar yang ada di lokasi kuat memberikan aksen akulturasi. Antara Melayu dan Tionghoa.

Artikel Oleh:  Junior Zamrud

Related Post

Contact us

    SOUTH SUMATERA LIFESTYLE AND CREATIVE MAGAZINE

    Contact Us!