Illustration: Bobby Aland

Basa Basi Silaturahmi Lebaran Berujung Body Shaming

Lebaran adalah momen yang dinanti-nanti oleh umat Muslim di seluruh dunia. Selain sebagai hari raya keagamaan, Di Indonesia sendiri lebaran juga menjadi waktu yang tepat untuk berkumpul dengan keluarga dan teman-teman.

Namun kadang setelah kita berjabat tangan dan minta maaf, tiba-tiba ada yang ngomong hal-hal yang bikin orang lain nggak nyaman, seperti pertanyaan kapan nikah atau mengomentari penampilan kita. Ya ampun, kita udah suci hati dan bener-bener pengen memaafkan, tapi ada aja orang yang entah sengaja atau enggak malah bikin jengkel.

Body shaming adalah praktik yang menilai seseorang berdasarkan penampilannya, terutama terkait dengan berat badan dan bentuk tubuh. Body shaming ini tampaknya seperti lumrah dalam silaturahmi saat lebaran, sampe ada yang bilang lebaran kalo gak dapet THR ya dapet body shaming. Body shaming ini dapat menimbulkan dampak psikologis yang sangat merugikan bagi korban, seperti menurunkan kepercayaan diri.

Alasannya pun beragam, mulai dari sekedar basa-basi dan mencairkan suasana atau hanya bercanda.

Body shaming dapat terjadi di mana saja dan kapan saja, baik secara langsung maupun di media sosial. Tindakan ini pun dapat terjadi pada berbagai kalangan, baik pria maupun wanita, anak-anak maupun orang dewasa. Sayangnya, para pelaku seringkali tidak sadar akan tindakan mereka yang dapat berakibat fatal. Padahal body shaming bukanlah suatu tindakan yang dapat dimaklumi atau bahkan disepelekan.

 

Gimana ya pengalaman dan pandangan temen-temen di Palembang mengenai body shaming yang lumrah saat silaturahmi terutama silaturahmi lebaran?

Alfin Nur Sundari

Pegawai BUMN

Kamu pernah mengomentari atau dikomentari terkait fisik dan penampilan saat lebaran atau silaturahmi?

Pernah dikomentari terkait fisik saat lebaran

 

Menurutmu jika kita dikomentari terkait fisik saat moment2 silaturahmi seperti lebaran, sejauh mana pengalaman tersebut mempengaruhi orang lain?

Berbagai komentar tentang penampilan kita dari orang-orang ataupun teman-teman bisa menimbulkan rasa tidak aman seumur hidup. Lantas tugas pentingku sebagai figur “Ibu” mengajarkan anak untuk percaya diri dengan bentuk tubuh dan penampilannya.

 

Apa mengomentari penampilan fisik orang lain bisa dikatakan basa basi dan mencairkan suasana?

Sangat tidak bisa dikatakan hal yang basa basi ataupun mencairkan suasana. Contoh kasusnya : ketika kita sudah lama tidak bertemu dengan kerabat ataupun orang terdekat, pada saat meetup tepatnya lebaran kemarin kerabat mengatakan “eh gendut banget sekarang”, itu bisa saya katakan “Body Shaming“, kenapa ? Perilaku ini sama saja dengan tindakan bullying. Alasan orang melakukan body shaming mulai dari ingin mencairkan suasana, mengundang gelak tawa, iseng belaka, hingga memang ingin menghina.

 

Gimana ya etika bersilaturahmi dengan kerabat sehingga tidak menyinggung dan membuat gak nyaman?

Reminder ya ! Kalau bertemu dengan orang- orang yang sudah lama tidak bertemu dengan kita apa yang kita bicarakan harus kita jaga, kenapa ? kalian tidak tau apa yang mereka lalui, kalian tidak tau usaha mereka untuk mendapatkan tubuh ideal dan mendapatkan tindak kepuasan dari orang sekitar itu seperti apa, kalian itu baru bertemu mereka lagi setelah sekian lama tidak bertemu. jadi pertanyaan yang buat kalian mungkin hanya basa basi, ataupun pertanyaan sekedar formalitas itu bisa menyingung hati orang lain. Banyak hal yang bisa dibicarakan ketika bertemu kerabat yang sudah lama tidak bertemu, pertama tanya dulu kabarnya, lalu kalian bisa tanya kegiatan apa, dari situ kalian bisa buka topik-topik obrolan yang lebih menarik yang bisa dibicarakan.

 

Menurutmu apakah berlebihan jika mempersiapkan mental atau menyiapkan diri berhadapan dengan situasi tidak menyenangkan saat bersilaturahmi?

Kita perlu menyiapkan mental ketika berhadapan situasi yang tidak nyaman, Momen silaturahmi Lebaran sering kali memunculkan berbagai pertanyaan menyebalkan dari keluarga ataupun kerabat. Tema-tema sensitif dan pribadi diungkit termasuk “kok gendutan sekarang”, “kapan punya anak?”, dan lain-lain sehingga membuat kita tidak nyaman. Kadang kala, ucapan tersebut begitu merusak suasana sehingga kita tak lagi menikmati momen kumpul-kumpul tersebut. Adapun hal yang menurutku harus dipersiapkan :

– Langkah pertama kenali dulu situasi kita terkait isu yang akan ditembakan ke kita baik itu soal bobot badan yang lebih besar, soal menikah, soal belum punya anak, atau isu isu lain yang kemungkinan sensitif

– Langkah kedua “Point-Reason-Example-Point” Contoh pertanyaan : Loh kok kamu gendutan sekarang ? Jawaban : iya nih aku dikasih kesempatan untuk banyak mempelajari tentang bagaimana hidup sehat dan bahagia, untuk mempunyai tubuh kurus itu juga kan bukan perihal yang harus tapi untuk memiliki tubuh yang sehat dan bahagia itu juga tidak mudah banyak hal yang harus dipersiapkan, mulai dari kesiapan mental sampai dengan kesiapan finansial, dan sekarang aku fokus dulu untuk memiliki tubuh yang sehat dan bahagia.

– Langkah terakhir berusaha untuk menyikapinya dengan positive thinking. Pikiran buruk dan negatif akan dengan cepat menjatuhkan mental kita. Karena itulah sangat penting untuk tetap mempertahankan pikiran yang baik dan positif daripada memelihara pikiran negatif yang tidak akan memberikan manfaat bagi penguatan mental kita.

Amanda

Event Organizer

Kamu pernah mengomentari atau dikomentari terkait fisik dan penampilan saat lebaran atau silaturahmi?

Aku tipe yang no komen sih buat penampilan orang lain, kaya yang biar aku simpen sendiri aja deh. Tapi kalo soal dikomentarin, apalagi tentang fisik atau penampilan, aku sering banget terima. Baiknya aku sering dibilang, glow up banget dari yang dulu. Buruknya, kadang dibilang makin kurusan. Satu hal yang aku struggle banget dari dulu hahah dan komen itu paling banyak dateng dari keluarga sendiri, dekat maupun jauh.

 

Menurutmu jika kita dikomentari terkait fisik saat moment2 silaturahmi seperti lebaran, sejauh mana pengalaman tersebut mempengaruhi orang lain?

Kalo menurut aku sendiri, dikomentari tentang fisik pada waktu silahturahmi dengan kerabat itu sah-sah aja. Terkadang aku butuh kritik itu untuk tau sejauh mana aku tumbuh. sejauh mana aku bisa mengerti arti dari selflove yang sebenarnya. Pengaruh itu bisa ngebuat aku kepikiran terus menerus, tapi aku pasti selalu jadiin acuan.

 

Apa mengomentari penampilan fisik orang lain bisa dikatakan basa basi dan mencairkan suasana?

Bisa jadi. Memang terkadang fisik seringkali menjadi bahan untuk memulai obrolan. But, its okay, selama kalian bisa ngatur ego, kalian pasti bisa ngendaliinnya.

 

Gimana ya etika bersilaturahmi dengan kerabat sehingga tidak menyinggung dan membuat gak nyaman?

Kalo aku sih, lagi rame, kumpul ikut kumpul pasti. Kalo aku ngerti pembahasannya, sesekali aku pasti ikut ngobrol. Kalo ga paham, ya aku dengerin aja. Biasanya suka sharing, berbagi cerita, pengalaman dan relasi. Nah kalo udah ngebahas hal yang sedikit sensitif dan aku kurang suka, pasti aku mulai menjauh dengan berbagai alasan untuk ga ikut dalam pembahasan itu.

 

Menurutmu apakah berlebihan jika mempersiapkan mental atau menyiapkan diri berhadapan dengan situasi tidak menyenangkan saat bersilaturahmi?

Menurut aku gapapa banget sih, lebay ga lebay menurut orang orang, menurut aku ya tergantung pribadi masing masing aja. Aku beberapa kali kalo ketemu kerabat, harus banget nyiapin diri. Karena tipe keluarga aku, yang kalo kumpul sering nyeritain anak, cucu, keponakan dll. baik buruknya, menurut aku gapapa, sharing, selama ga keluar dari lingkup keluarga. Jadi perlu ga perlunya, tergantung sifat keluarga yang mau kita kunjungi atau yang berkunjung. Beradaptasi aja. Intinya ambil baiknya, buang buruknya.

your beautiful as you are.

Muhammad Wafi

Penjual Roti

Kamu pernah mengomentari atau dikomentari terkait fisik dan penampilan saat lebaran atau silaturahmi?

Kalau untuk berkeinginan mengomentari fisik seseorang sangat jarang,kalau untuk penampilan iya,apa lagi jika orang tersebut memakai pakaian yang keren menurut saya, kalau untuk dikomentari sering terkait fisik maupun penampilan dari yang positif sampai yg negatif

 

Menurutmu jika kita dikomentari terkait fisik saat moment2 silaturahmi seperti lebaran, sejauh mana pengalaman tersebut mempengaruhi orang lain?

Kalau untuk masalah ini, itu tergantung dari kondisi orang tersebut,contoh saya memiliki keturunan betis yang besar,dulu saya sangat tidak percaya diri karena di kalangan masyarakat biasa itu hal yang jarang, tetapi dikalangan tertentu seperti pegiat olahraga banyak yang menginginkan bentuk betis seperti saya, pada awalnya saya tidak nyaman dengan itu ternyata ada banyak orang yang berusaha keras agar mereka bisa memiliki bentuk betis seperti saya

Apa mengomentari penampilan fisik orang lain bisa dikatakan basa basi dan mencairkan suasana?

Bisa dikatakan basa basi kalau kearah yang lebih positif “widihh kalung baru mas?”

 

Gimana ya etika bersilaturahmi dengan kerabat sehingga tidak menyinggung dan membuat gak nyaman?

Mending tanya kesibukannya atau hobi apa yang lagi di dalemin

 

Menurutmu apakah berlebihan jika mempersiapkan mental atau menyiapkan diri berhadapan dengan situasi tidak menyenangkan saat bersilaturahmi?

Nggak kok justru bagus karena itu bisa mengurangi hal hal yang tidak di inginkan,karena kita tidak bisa mengatur apa yang akan orang lain ingin katakan,jadi mending kita mempersiapkan tameng buat diri sendiri aja,dan jangan terlalu berharap pujian orang lain hehe

Ketika ketemu orang lain, lebih baik kita cari obrolan yang seru dan nggak usah nge-judge penampilan fisik mereka. Setiap orang unik dan nggak ada standar sempurna dalam penampilan. Kita harus menghargai bentuk tubuh orang lain dan nggak bikin mereka merasa rendah diri. Kalau pernah melakukan body shaming, harus berhenti dan nggak ulangi lagi. Pas Lebaran, masih banyak yang body shaming padahal nggak sehat buat mental. Semua orang harus menghormati perbedaan dan nggak lagi membiarkan body shaming jadi bagian dari budaya kita. Jangan sampai momen silaturahmi Lebaran jadi kurang menyenangkan gara-gara hal yang seharusnya nggak perlu dibahas. Yuk, bikin silaturahmi jadi momen kebersamaan yang asyik dan penuh kebahagiaan!

Artikel Oleh:  Bobby Aland

Related Post

Contact us

    SOUTH SUMATERA LIFESTYLE AND CREATIVE MAGAZINE

    Contact Us!