Foto: Junior Zamrud

Ruang Tengah Minggu sebagai Wujud Inovasi Pertunjukan Kreasi

Ruang Tengah Minggu hadir dan jadi ruang kreasi yang mengedepankan inovasi tersendiri, demi menciptakan pertujunkan seni yang mapan secara konsep hingga sepadannya benefit dan profit bagi pegiat industri kreatif Palembang.

Kurang lebih, sudah satu bulan berlalu saat di mana Ruang Tengah Minggu hadir untuk pertama kali sebagai acara yang dikonsep dengan begitu spesifik mengedepankan kualitas ketimbang hanya jadi sekedar konten pengiring di sebuah café atau coffeeshop pada umumnya. Bertempat di Satwika Social Space, acara ini dipersiapkan secara kontinuitas untuk berlangsung dua kali dalam sepekan, antara hari Rabu dan Kamis, dan dalam satu bulan akan berjalan per dua minggu sekali. Artinya, ada 4 hari pentas berkesenian hadir di Ruang Tengah minggu dalam satu bulan.

Dari situ, nama ‘Ruang Tengah Minggu’ dibingkai dan jadi satu konsep dasar. Mengingat, aktivitas usia produktif di Palembang hari ini tidak lagi mengenal weekend yang hanya menyoal waktu. Hari-hari di tengah pekan telah lama diisi jadi rangkaian kreativitas muda mudi hari ini. Terlebih, bagi para pelaku industri kreatif, kian hari terus saja memunculkan wajah-wajah baru, semangat yang menggebu-gebu. Hal ini juga yang mendasari, ketika di mana suatu pertunjukan seni, bisa memiliki standarisasinya sendiri.

Ada banyak perbincangan tentang bagaimana industri kreatif di kota ini bisa berlangsung dengan hasil kenikmatan yang hakiki, dan bukan hanya tentang selebrasi, tapi juga cara memahami esensi dari sebuah karya seni. Tentu, ada proses kurasi yang jadi ukuran penuh, memahami karakter setiap output dari segala lini pegiat seni. Ruang Tengah Minggu mencoba untuk menyimpulkan itu dan mewujudkannya dengan konsep acara yang jadi pembeda dari sekian banyak acara yang hanya begitu-begitu melulu.

Inovasi adalah kata kunci yang harus selalu dikedepankan untuk bisa menghasilkan proyeksi pertunjukan seni yang nantinya akan di konsumsi oleh khalayak yang lebih umum, dan tentu saja yang lebih luas. Kita semua tahu betul, bagaiama Palembang sendiri sangat jauh tertinggal perihal industri kreatif nan di agung-agungkan ini. Ada banyak argumentasi dan juga opini saat kita melihat pulau sebrang yang punya cara bermainnya sendiri. Jauh, tentu kota ini sangat jauh tertinggal dari arus kreasi, terlebih dari kacamata bisnis.

Keresahan-keresahan mendasar inilah yang kemudian menjadikan Ruang Tengah Minggu diupayakan, demi menciptakan ruang alternatif namun juga memberikan perhatian khusus pada ranah suportif, antara hulu hingga hilir dari sebuah pertunjukan seni yang menyeluruh. Pada konteks ini kita bisa melihat akan keseriusan Ruang Tengah Minggu bisa menghadirkan hal-hal pembaharu yang dinilai sangat penting bagi penikmat juga pegiat ruang kreasi Palembang saat ini.

Ini bisa kita saksikan sendiri, ketika Ruang Tengah Minggu untuk pertama kali hadir pada 28 dan 29 Oktober lalu. Tidak hanya perunjukan musik, Ruang Tengah Minggu punya cara untuk bisa mengupayakan beragam luaran seni yang bisa ditampilkan di rangakain acara ini. Diataranya, Ruang Tengah ini perdana ini menampilkan karya seni  dari Raukusuma, seorang multidisiplin artist lulusan dari Jurusan Kriya, Tekstil dan Mode dari Telkom University. Ia memajang karya lukis ‘charcoal on paper’ dengan tajuk ‘Rasuk’.

Karya lukis ini berangkat dari ketertarikannya akan gagasan lekuk tubuh perempuan. Perspektifnya pada gesture indah yang jadi semiotika dan dipuja oleh seisi semesta ini memiliki garis-garis dan bayangan yang dihasilkan oleh arang dan menciptakan kontras yang kuat menyoroti kompleksitas tubuh perempuan. Menurut Rau, “ini adalah pengingat bahwa kekuatan perempuan tidak selalu tampak secara permukaan, kadang Ia ada pada lapisan-lapisan yang lebih dalam,” pungkasnya. Rasuk menjadi tajuk dari karya seorang Raukusuma demi mengajak penikmat untuk memasuki relung tamaran, tempat kita bisa melihat tubuh perempuan dalam persepktif yang lebih dalam dan memahami sifat-sifat feminine yang kuat terkandung didalamnya.

Selain karya perupa ini, hari pertama dari Ruang Tengah minggu juga penampilan musik blues dari Alf Cobain yang memang dengan mahir memaikan lantunan gitar mengalun di awal malam. Selain itu juga ada penampilan dari Moron Brothers yang selalu memecahkan suasana, bernyanyi bersama. Di hari kedua jadi momen yang lebih instrinsik, karena bisa dikatakan jadi satu waktu yang besejarah bagi penikmat musik lokal Palembang.

Di hari kedua pada Ruang Tengah minggu ini menampilkan Langgam featuring Puput Endah, vokalis dari Seirama Rujukan Dawai. Munculnya rasa nyaman dari pertunjukan milik Langgam ini jadi pembuka bagi penampilan selanjutnya, ada Hutan Tropis yang menutup malam dengan begitu megah. Formasi band dari Hutan Tropis di iringi dengan ‘Chamber Set’, orkestra mini, Melahirkan satu kualitas pentas musik yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk kota ini.

Musik dan pertunjukan yang dikonsepsikan oleh Ruang Tengah Minggu di hari kedua ini sangat penting, baik teruntuk para penikmat dan pegiat musik itu sendiri, namun juga bagi para pemuka pertunjukan musik secara teknis, hingga pada caranya menghadirkan pola bisnis di satu pertunjukan musik. Ruang Tengah Minggu dengan sengaja menghasilkan kesemua dari konsep yang mereka hadirkan, teruntuk dinamika industri kreatif yang harus dikuatkan dengan profesionalistas, hingga menjadi satu perkembangan industri yang lebih masif. Bisa dikatakan, usaha dan upaya milik Ruang Tengah Minggu ini wajib untuk bisa diapresiasi, walaupun memiliki segudang tantangannya sendiri.

Artikel Oleh: Junior Zamrud

Related Post

Contact us

    SOUTH SUMATERA LIFESTYLE AND CREATIVE MAGAZINE

    Contact Us!